Musyawarah

Dulu ketika masih mondok di Lirboyo, setiap jam 4 sore saya selalu melakukan musyawarah dengan teman-teman sekelas. Yang dimusyawarahkan adalah pelajaran yang akan dipelajari pada malam harinya. Selain itu setiap malam minggu, diadakan musyawarah gabungan di mushola pondok. Sedikit tentang saya, dulu saya mondoknya di Pondok Haji Ya’qub, memang bukan pondok induk di Lirboyo, tetapi sisitemnya ikut pondok induk dengan beda kurikulum. Dan di sanalah saya mendapat pemahaman tentang begitu pentingnya musyawarah. Mari kita ulas..

Begitu pentingnya bermusyawarah, terutama bagi dunia pendidikan terkadang kurang diperhaitkan. Di SMA maupun MA jarang ditemui yang benar-benar membudayakan bermusyawarah.
Kamu percaya kan kalau musyawarah itu penting? Percayalah bro.. Ingat dawuh kiyai sepuh:
Ojo lali…!!
Iso ora iso sing penting
Sekolah
Apalan
Lalaran
Syawir
jama’ah
Kanti istiqomah
Itu tuh, ada syawir, itu kan bahasa arabnya musyawarah to bro… Lha kalau kamu tahu Imam Ali,beliau pun juga mendukung bermusyawarah dengan pernyataan beliau:” tidak akan hancur orang yang mau berunding”. Dan di kitab ta’lim juga saya temukan bro.. gini terjemahannya: “ Dan dikatakan bahwa diskusi sesaat itu lebih baik daripada belajar sebulan, asal diskusi tersebut bersama orang yang sadar dan baik tabiatnya”. Nah lo?!
Makanya, ayok diskusi yok! Ayo meniru pembesar-pembasar kita(yang benar) yang mau bermusyawarah. Negara kita memiliki Majlis Permusyawaratan Rakyat yang itu artinya bermusyawarah itu penting dan legal. Ingat sila ke 4( yang biasa kalian berebut membacakannya ketika masih sekolah dasar itu lho..): Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Artinya apa? Artinya tuu musyawarah itu penting.
Orang itu dibagi menjadi 3:
1. Orang yang bermusyawarah dan ikut bermusyawara
2. Orang yang bermusyawarah tapi hanya mendengarkan
3. Orang yang tidak mau bermusyawarah
Pilihlah yang nomer satu dan dua, jangan menjadi yang ketiga, soalnya orang yang mau bermusyawarah, insya Allah akan lebih selamet.

Sebuah cerita klasik. Ada 4 orang buta dibawa ke kebun binatang. Semuanya disuruh memegang gajah agar tahu gajah itu seperti apa. La karena yang dipegang tiap orang tidak sama, maka tiap orang pun berbeda dalam menyimpulkan apa sih gajah itu. Yang satu menyimpulkan: O, gajah itu panjang dan lentur, ketepatan yang dipegang adalah belalainya. Yang satunya lagi: O, gajah itu lonjong dan besar, ketepatan yang dipegang adalah kakinya. Orang ketiga mengatakan, O, gajah itu panjang tapi ada rambutnya, soalnya yang dipegang adalah ekornya. Dan orang buta terakhir menyimpulkan, O gajah itu lembek dan basah, soalnya ketepatan yang dipegang adalah kotorannya. Haha, , . Gimana bro?
Dalam mencari ilmu, kita ini adalah orang buta. Makanya, kalau kamu tidak memiliki guru, paling tidak bermusyawarahlah bersama teman-temanmu. Soalnya apa? Soalnya musyawarah itu penting, gitu..

[Tulisan saya 12 April 2012]

Viral